Rumah adat suku Bugis memiliki keunikannya tersendiri dari segi arsitektur maupun warisan budaya dari leluhur yang masih eksis sampai saat ini.

Suku Bugis adalah salah satu suku terbesar di Indonesia, yang sebagian besar populasinya berada di provinsi Sulawesi Selatan.

Terkenal karena memiliki kekayaan budaya yang tercermin dari upacara adat, sistem kekerabatan, bahasa, pakaian adat serta rumah adat.

Pada artikel ini akan mengulas tentang keunikan dari rumah adat suku bugis dan bagian – bagian dari rumah ini.

Ciri Khas Rumah Adat Suku Bugis

Rumah Saoraja
Rumah Saoraja – Sumber : mazmuzie.blogspot.com

Rumah adat bugis memiliki ciri khas yang mirip dengan rumah adat sumatera dan kalimantan karena berasitektur rumah panggung.

Diberi nama dengan Rumah Saoraja, karena dahulunya rumah adat ini digunakan sebagai kediaman raja.

Ciri khas rumah adat Saoraja adalah adanya timpalaja, yaitu bidang segitiga yang berada di antara dinding dan sambungan atap.

Timpalaja yang memiliki tiga hingga lima lapisan menandakan status pemilik rumah sebagai bangsawan, sedangkan timpalaja dengan satu atau dua lapisan menunjukkan pemilik rumah dari kalangan biasa.

Saat ini, penggunaan timpalaja sebagai penanda status sosial tidak lagi seketat dahulu, baik bangsawan maupun masyarakat biasa dapat memilih jumlah susunan timpalaja sesuai keinginan mereka.

Rumah Saoraja tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan status sosial dan kekuasaan keluarga.

Pembangunannya melibatkan berbagai upacara adat dan ritual yang dilakukan oleh ahli waris keluarga.

Selain itu, rumah Saoraja juga menjadi pusat penting untuk kegiatan budaya dan adat bagi masyarakat Bugis.

Dengan menggunakan konsep rumah panggung, rumah ini dibangun menggunakan berbagai jenis kayu. Pembagian ruangannya terdiri dari ruang tamu dan kamar tidur.

Selain itu, terdapat gudang untuk menyimpan benda-benda pusaka dan peralatan pertanian, serta ruangan khusus untuk menyimpan makanan.

Sejarah Rumah Adat Saoraja 

Sejarah Rumah Saoraja dimulai pada masa kerajaan-kerajaan Bugis, sekitar abad ke-17 hingga ke-19.

Pada periode ini, kerajaan-kerajaan Bugis seperti Bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu berada pada puncak kejayaannya.

Rumah Saoraja menjadi simbol status sosial dan kekuasaan para raja dan bangsawan di masa lampau.

Pembangunannya melibatkan tenaga kerja yang banyak serta bahan-bahan berkualitas tinggi, mencerminkan kemakmuran dan pengaruh penghuninya.

Pembangunan rumah dikerjakan oleh dua peran utama, yaitu Panrita Bola, yang bertanggung jawab atas aspek spiritual seperti adat dan kepercayaan, dan Panre Bola, yang mengurus aspek teknis seperti pengolahan bahan kayu dan penyusunan struktur sampai rumah siap huni.

Bagian – Bagian Rumah Adat Suku Bugis

Bagian - Bagian Rumah Saoraja
Bagian – Bagian Rumah Saoraja – Sumber : Pinterest

Rumah adat Bugis sangat dipengaruhi oleh Islam, rumah ini umumnya menghadap kiblat dan menggunakan bahan konstruksi seperti kayu atau besi tanpa penggunaan paku.

Struktur bangunannya terbagi menjadi tiga bagian yang melambangkan tubuh manusia: kaki, badan, dan kepala. Bagian-bagian rumah adat Bugis memiliki fungsi masing-masing.

Rakkeang

Bagian ini adalah ruang atap atau loteng yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang pangan dan benda pusaka.

Alebola atau watangmpola

Bagian rumah ini merupakan ruangan tengah antara langit-langit dan lantai, berfungsi sebagai ruang hunian untuk berbagai kegiatan seperti menerima tamu, berkumpul dengan keluarga, makan, tidur, dan memasak.

Awabola

Bagian ini adalah ruang di bawah lantai yang digunakan untuk bersantai, bermain, atau menyimpan alat-alat pertanian dan ternak.

Itulah tadi ulasan mengenai rumah adat suku Bugis. Simak ulasan tentang rumah – rumah adat lainnya di Indonesia selalu di Cari-Kos.com!