Rumah Adat Aceh – Suku aceh merupakan salah satu suku di Indonesia yang mayoritas berada di Provinsi Aceh.
Salah satu ciri khas suku adat Aceh adalah keberadaan hukum adat atau “hukum jawi”.
Sistem hukum ini terinspirasi oleh Islam dan memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan masyarakat Aceh.
Selain itu, agama Islam juga sangat memengaruhi budaya dan adat istiadat Aceh.
Suku adat Aceh juga terkenal dengan seni dan budaya tradisionalnya, seperti tarian Saman yang memukau dan seni pertunjukan lainnya.
Selain itu, rumah adat Aceh dengan arsitektur yang khas juga menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.
Nama Rumah Adat Aceh
Masyarakat suku Aceh menyebut rumah adat mereka sebagai Rumoh Aceh. Serupa dengan rumah adat suku-suku di Pulau Sumatera, Rumoh Aceh juga merupakan rumah panggung yang memiliki tiga bagian.
Panggung pada Rumoh Aceh memiliki ketinggian yang bervariasi, yakni sekitar 2,5 hingga 3 meter. Setiap rumah ini dilengkapi dengan rambat atau ruang utama. Ruang-ruang lainnya bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Jumlah ruangan ini memengaruhi panjang rumah dan jumlah tiang penyangganya. Sebagai contoh, rumoh dengan tiga ruangan memerlukan setidaknya 16 tiang penyangga, sementara rumoh dengan lima ruangan membutuhkan 24 tiang.
Sejarah Rumoh Aceh
Salah satu Rumah Adat yang ada di Indonesia ini sarat dengan sejarahnya, Rumoh Aceh dirancang berhubungan dengan keyakinan tradisional masyarakat Aceh pada masa lampau.
Bagi mereka, rumah ini memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar tempat tinggal biasa.
Rumoh Aceh juga merupakan simbol dari keyakinan masyarakat terhadap Tuhan dan alam semesta.
Pengungkapan keyakinan ini tercermin dalam penggunaan bahan-bahan alami untuk membangun Rumoh Aceh, seperti kayu pilihan untuk tiang, papan, atau anyaman rumbia untuk dinding.
Bahkan, penyambung bagian-bagian rumah tidak menggunakan paku besi, melainkan pasak kayu atau tali rotan, menunjukkan rasa terima kasih masyarakat akan berkah alam yang dianugerahkan Tuhan.
Bagian – Bagian Dari Rumoh Aceh
Rumah ini adalah jenis rumah panggung yang terdiri dari tiga bagian utama dan satu tambahan.
Tiga bagian utama dari rumah Aceh mencakup serambi depan (seuramoë keuë), serambi tengah (seuramoë teungoh), dan serambi belakang (seuramoë likôt).
Sedangkan tambahan satu lagi adalah rumah dapur (rumoh dapu). Atap rumah juga berfungsi sebagai ruang penyimpanan untuk pusaka keluarga.
Bagian Bawah
Bagian bawah rumah Aceh dikenal sebagai meuyup rumoh. Ini adalah area kosong di antara lantai rumah dengan permukaan tanah.
Ruang ini memiliki beragam fungsi, seperti tempat bermain anak-anak, penampungan hewan peliharaan, lokasi pembuatan kain songket khas Aceh (ija sungkét), dan tempat berjualan.
Selain itu, ruang ini sering digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk jeungki (alat penumbuk padi) dan krong pade (tempat penyimpanan padi berbentuk bulat dengan tinggi dan diameter mencapai dua meter).
Bagian Tengah
Bagian tengah rumah Aceh merupakan pusat kegiatan penghuni, di mana segala aktivitas dilakukan.
Bagian ini terdiri dari tiga bagian utama: serambi depan (seuramoe reungeun), serambi tengah (sueramoe teungoh), dan serambi belakang (seuramoe likot).
Pertama, serambi depan adalah ruangan terbuka tanpa sekat yang pintunya terletak di ujung lantai sebelah kanan.
Fungsinya meliputi menerima tamu, tempat tidur untuk anak laki-laki, dan tempat belajar mengaji. Kadang-kadang, ruangan ini digunakan untuk menerima tamu penting, seperti untuk makan bersama atau acara keduri.
Kedua, serambi tengah merupakan bagian inti rumah yang juga dikenal sebagai rumoh inong (rumah induk). Ruangan ini ditempatkan lebih tinggi karena dianggap suci dan bersifat pribadi.
Di dalamnya terdapat dua kamar yang menghadap ke utara atau selatan, dengan pintu keluar menuju ke belakang.
Kamar untuk kepala keluarga disebut rumoh inong, sementara kamar untuk anak perempuan disebut rumoh anjung.
Ketika anak perempuan menikah, pengantin akan menempati rumoh inong, sedangkan kepala keluarga akan tinggal di rumah anjong.
Apabila ada anak perempuan kedua yang menikah, rumoh inong akan ditempati oleh pengantin baru, dan kepala keluarga akan pindah ke serambi belakang (rumoh likot) sampai sang anak memiliki rumah sendiri.
Rumoh inong juga difungsikan sebagai tempat mandi mayat ketika ada kematian dalam keluarga.
Ketiga, serambi belakang memiliki ketinggian yang sama dengan serambi depan. Ruangan ini tanpa sekat dan tidak memiliki kamar. Fungsinya sebagai ruang keluarga, tempat makan bersama, atau bahkan dapat digunakan sebagai dapur atau tempat membuat tenun dan sulam.
Bagian Atas
Bagian atas rumah memiliki bentuk loteng segitiga yang menyempit ke bagian atas, menciptakan tampilan yang lancip. Bagian ini dikenal sebagai bubong.
Ada juga bagian di mana bubong bagian kiri dan kanan bertemu, yang disebut perabung. Bagian atas ini terletak langsung di atas serambi tengah.
Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan untuk barang-barang berharga keluarga.
Nah itulah tadi ulasan tentang Rumoh Aceh, Rumah Adat Aceh. Simak informasi tentang rumah adat yang ada di Indonesia di Blog Cari-Kos !