Setiap wilayah di Indonesia memiliki ciri khas budaya dan tradisinya sendiri, termasuk Jawa Timur. Banyak kearifan lokal dari daerah ini yang mendunia, mulai dari busana tradisional, hidangan khas, pertunjukan seni, hingga rumah adat.
Arsitektur rumah adat Jawa Timur menonjol karena penggunaan bahan-bahan alami seperti bambu dan kayu.
Daya tariknya juga tercermin dalam makna filosofis yang tersemat di setiap detailnya.
Pada artikel ini kita akan membahas tentang keunikan dan keindahan dari Rumah Adat Jawa Timur !
Sejarah dan Filosofi Rumah Adat Jawa Timur
Ada berbagai macam jenis rumah adat di Jawa Timur. Mayoritasnya memiliki bentuk limasan atau dara gepek dengan desain Joglo yang khas. Material yang sering digunakan adalah kayu, terutama kayu jati.
Sejarah rumah adat Jawa Timur mencakup pengaruh dari berbagai periode sejarah, mulai dari masa Kerajaan Majapahit hingga zaman modern.
Gaya arsitektur yang khas, yang sering kali menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu, kayu, dan anyaman, telah berkembang seiring waktu.
Penggunaan teknik-teknik konstruksi tradisional yang terpelihara dengan baik juga menjadi ciri khas rumah adat ini.
Di balik struktur fisiknya, rumah adat ini juga mengandung filosofi mendalam. Setiap bagian dari rumah, mulai dari atap hingga lantai, memiliki makna simbolis yang terkait dengan konsep kosmologi dan kehidupan spiritual.
Filosofi Jawa yang kaya akan mitos dan simbolisme tercermin dalam desain rumah adat ini, menciptakan hubungan yang erat antara bangunan dan alam semesta serta antara manusia dan alam.
Secara keseluruhan, rumah khas Jawa Timur ini bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga penjaga tradisi, sejarah, dan nilai-nilai budaya yang kaya.
Dengan menggabungkan elemen-elemen fisik dan spiritual, rumah adat ini menjadi representasi yang indah dari identitas dan warisan budaya Jawa Timur yang bernilai.
Bagian – Bagian Rumah Adat Jawa Timur
1. Emperan
Emperan, merupakan penghubung antara ruang Pringgitan dengan Omah. Ruangan ini biasanya dipakai untuk ruang tamu, jadi di sana akan disediakan kursi dan meja.
Selain sebagai ruang tamu, emperan juga biasa dipakai untuk bersantai bersama keluarga dan tetangga.
2. Pendopo
Bagian selanjutnya adalah Pendopo, istilah ini biasanya dipakai oleh rumah-rumah Joglo. Ruangan ini dibuat luas yang terletak di depan rumah.
Pendopo juga dijadikan tempat menerima dan menjamu tamu sama dengan emperan. Selain itu, Pendopo juga dijadikan sebagai balai pertemuan masyarakat untuk rapat
3. Pringgitan
Bagian ketiga ruangan adalah Pringgitan, yang berfungsi sebagai penghubung antara pendopo dan bagian dalam rumah.
Tempat ini sering digunakan oleh masyarakat untuk pertunjukan wayang kulit. Dalam bahasa Jawa, wayang disebut pringgit, sehingga nama Pringgitan kemudian tercipta.
4. Omah nJero
Omah nJero menjadi pusat kegiatan utama dalam rumah adat Jawa Timur. Ruangan ini menjadi tempat berkumpulnya anggota keluarga, baik untuk bersantai maupun berinteraksi bersama. Selain omah nJero, terdapat pula omah mburi dan omah dalem ageng.
5. Senthong Kiwa
Berikutnya adalah senthong kiwa, yang merupakan kamar di sisi kiri rumah. Biasanya, ruangan ini ditemui di rumah-rumah di Jawa Timur, menandakan posisi di sebelah kiri.
Di senthong kiwa inilah terdapat dempil, atau kamar tidur bagi orang tua. Ruangan ini berfungsi sebagai penghubung dengan bagian belakang rumah. Biasanya, orang-orang akan membuat kerajinan di sini.
6. Senthong tengah
Senthong, seperti namanya, merupakan ruang tengah di rumah adat ini. Masyarakat Jawa Timur biasanya menyebutnya sebagai senthong tengah dan menganggapnya cukup sakral.
Seperti ruangan lainnya, senthong juga dilengkapi dengan tempat tidur.
Pada masa lampau, masyarakat masih dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Buddha, sehingga terdapat beberapa kepercayaan yang tercermin dalam adat dan kebiasaan mereka. Senthong selalu diberi penerangan baik siang maupun malam.
Tempat tidur biasanya dilengkapi dengan bantal, guling, dan di sekitarnya terdapat cermin besar yang dipasang di dinding, lengkap dengan sisir yang terbuat dari tanduk. Di senthong juga terdapat ukiran atau hiasan yang melambangkan nilai-nilai spiritual.
7. Senthong tengen
Bagian ruang ketujuh dalam rumah Joglo disebut senthong tengen, yang berada di sisi kanan jika dilihat dari pintu masuk. Istilah senthong tengen sudah umum digunakan di Jawa Timur.
Ruangan ini berfungsi sebagai dapur, tempat menyimpan peralatan masak, dan juga gudang. Biasanya, tempat ini juga digunakan untuk menyimpan peralatan pertanian.
8. Gandhok
Bagian terakhir dari rumah adat ini adalah Gandhok. Gandhok merupakan bangunan yang terletak di bagian paling belakang rumah dan berbentuk memanjang.
Biasanya, masyarakat menggunakan ruangan ini untuk menyimpan barang-barang atau bahan makanan.
Itulah penjelasan dari rumah adat jawa timur yang harus kamu ketahui untuk memperluas pengetahuanmu tentang rumah adat di Indonesia.
Bila kamu tertarik, kamu juga harus Mengenal Lebih Dekat Keindahan Rumah Adat Papua !